Kamis, 31 Mei 2012

Pemisahan dengan Cara Pengendapan (Materi Kuliah Kimia Analitik)








PEMISAHAN DENGAN CARA PENGENDAPAN

Reaksi Pengendapan
            Dasar pemisahan pengendapan adalah perbedaan kelarutan analit (komponen atau konstituen yang dicari) dengan zat-zat atau komponen lain yang tidak diinginkan. Metode pengendapan membutuhkan pemahaman yang memadai tentang reaksi pengendapan yang meliputi:
a.      Kelarutan endapan
            Endapan didefinisikan sebagai jumlah konsentrasi yang sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuh suatu endapan. Kelarutan bergantung pada suhu, tekanan, kemurnian larutan dan komposisi pelarut. Umumnya kelarutan endapan meningkat dengan kenaikan suhu, sehingga perubahan kelarutan dengan perubahan suhu dapat menjadi dasar pemisahan. Misalnya pemisahan ion timbal dari perak dan merkurium(I) dapat dicapai dengan mengendapkan ketiga ion itu sebagai klorida, kemudian ditambahkan air panas, maka timbal klorida menjadi larut, tetapi Ag dan Hg(I) tidak larut. Setelah penyaringan larutan panas, ion timbal akan berada dalam filtrat dan dapat di identifikasi dengan reaksi-reaksi tertentu.
            Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi zat-zat lain, adanya   ion-sekutu dan ion asing memberikan efek yang berbeda terhadap kelarutan.           Ion-sekutu adalah suatu adalah satu ion yang juga merupakan salah satu bahan endapan. Misalnya pengendapan AgNO3, yang menjadi ion-sekutu adalah ion perak dan ion klorida, ion-ion lain yang terdapat dalam medium merupakan ion asing jika ion-sekutu terdapat berlebihan maka, kelarutan suatu endapan berkurang cukup berarti. Perlu diperhatikan bahwa tidak selamanya memperkecil kelarutan endapan, hal ini terjadi bila ion sekutu membentuk kompleks yang dapat larut. Misalnya kelarutan perak sianida diperkecil dengan penambahan ion-ion perak. Kompleks yang terbentuk adalah ion diasino-argentat  menyebabkan kelarutan bertambah.

b. Hasilkali kelarutan
            Jika endapan perak klorida ada dalam kesetimbangan dan larutan jenuhnya,
           
 disebut hasilkali kelarutan (Ks)
            Ks = dan secara umum dinyatakan
                        AaBb aAm+ + bBn-
                                Ks =
            Rumus umum tersebut menunjukkan bahwa, hasilkali kelarutan konsentrasi ion-ion pembentuk endapan jenuh yang sangat sedikit larut, pada setiap suhu tertentu adalah konstan. Penjelasan tentang reaksi-reaksi pengendapan dalam analisis anorganik, banyak hal yang dapat diungkapkan dengan menggunakan nilai hasilkali kelarutan dari suatu endapan
Contoh. Pada 100 ml larutan, yang mengandung 8,29. 10-3 gram ion-ion timbal, ditambahkan 100 ml asam sulfat 10-3 M. Membentuk Pb2+ +    Pb.
Ks = 2,2. 10-8 dan Ar.Pb = 207,2. Hitunglah berapa banyak timbal yag tidak diendapkan tertinggal dalam larutan
Penyelesaian: Jika 100 ml 8,29 x10-3g Pb2+, maka = = 4. 10-4 M.
Konsentrasi ion sulfat adalah seperti diberikan dalam soal  M. Setelah ion Pb2+ ditambahkan dengan ion , volume total larutan menjadi 200 ml, maka
            Pb2+ =  dan
Ketika x mol Pb2+ mengendap, pada saat yang bersamaan x mol  ikut mengendap. Setelah pengendapan  = (2.10-4- x) M;   = (5.10-4- x)M.    Ks = , sehingga . 2,2 . 10-8 = (2.10-4 - x) (5.10-4-x)
                                                            = x2 – 7. 10-4x + 7,8 .10-8 = 0
                                                         x1,2 
            x1 = - 5,61. 10-4 dan  x2 = 1,4. 10-4  

x1 jelas tidak memilki arti fisik karena menghasilkan  nilai negatif  bagi konsentrasi kedua ion. Maka yang dipakai adalah x2. Dengan demikian  setelah pengendapan sebesar: =2. 10-4 – 1,4. 10-4 = 6. 10-5M. Kemudian berat timbal dapat ditentukan yaitu massa ion Pb2+ = 207,2 x 6. 10-5 mol. l-1 x 0,2 l  = 4,43. 10-3g.
Hal ini menunjukkan bahwa pada kondisi – kondisi demikian kira-kira sepertiga dari jumlah semula timbal (8,29. 10-3gram) tetap terlarut.

c. Penerapan hubungan hasilkali kelarutan
            Hubungan hasil kali kelarutan memungkinkan kita untuk menerangkan dan meramalkan reaksi-reaksi pengendapan. Jika hasilkali  ion dengan senganja dibuat lebih besar dari hasilkali kelarutannya dengan menambahkan suatu garam lain dan dengan satu ion sekutu. Sistem akan menyesuaikan diri melalui pengendapan garam padat. Sebaliknya, jika hasilkali ion dibuat lebih kecil dari hasil kali kelarutan dengan mengurangi konsentrsai salah satu ion, kesetimbangan dalam sistem dicapai kembali dengan melarutnya sebagian garam padat ke dalam larutan.
            Pada pengendapan AgCl, Ks = 1,5. 10-10, andaikan pada larutan ion perak 0,1M, ditambahkan kalium klorida untuk menghasilkan konsentasi ion klorida 0,01 M. Hasilkali ion menjadi (0,1)(0,01) = 10-3, karena 10-3 > 1,5. 10-10, kesetimbangan terganggu, maka akan terjadi pengendapan perakklorida, sehingga nilai hasilkali ion berkurang menjadi sama dengan hasil kali kelarutan.
            Konsentrasi perak yang tertinggal dalam larutan AgNO3, setelah penambahan ion-sekutu dari HCl sedemikian hingga konsentrasi akhir ion klorida adalah 0,05M,  dapat dihitung dari Ks = 1,5. 10-10= , dalam larutan akhir,  1,5 x 10-2 M, jadi   yang tertinggal dalam larutan sama dengan . Suatu jumlah konsentrasi yang dapat diabaikan.
            Tabel.1 memperlihatkan efek garam NaCl terhadap kelarutan AgCl. Penambahan reagensia yang terlalu berlebihan dalam upaya pengendapan, dapat menyebabkan pengendapan menjadi berkurang.

NaCl yang terdapat (M)
Ag+ yang terlarut (M)
0,933
8,6.10-5
1,433
1,84.10-4
2,273
5,74.10-4
3,000
1,19.10-3
4,170
3,34.10-3
5,035
6,04.10-2
                  
                      Tabel. 1 Efek natrium klorida atas kelarutan perak klorida (Forbes, 1991)

Metode Pemisahan dengan Pengendapan
            Terdapat perbedaan yang cukup besar diantara kelarutan hidroksida-hidroksida, oksida-oksida dari berbagai macam unsur, sifat ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan pemisahan dengan cara pengendapan. Pemisahan yang baik akan tercapai bila endapan mempunyai kelarutan yang kecil, ukuran partikel cukup besar, dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor dan endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi kimia tertentu.
            Proses pemisahan melalui pengendapan dapat dilakukan dengan cara:
a.  Pengendapan dengan cara pengaturan pH
            Kelarutan garam dari asam lemah tergantung pada pH larutan, meliputi garam-garam dari oksalat, sulfida, hidroksida, karbonat dan fosfat. Ion hidrogen bereaksi dengan anion garam untuk membentuk asam lemah, dengan demikian meningkatkan kelarutan garam.
            Kelarutan kalsium oksalat atau barium karbonat dalam asam klorida, merupakan fenomena khas yang relatif sering timbul dalam analisis kuantitatif. Bila asam klorida encer ditambahkan pada suatu suspensi kalsium oksalat, maka dalam larutan akan terbentuk tiga kesetimbangan sekaligus.
  1. Ca (COO)2  + (COO)
  2. (COO) + H +     H(COO)
  3.  + H+(COOH)2                                                         
Terlihat bahwa jika  diperbesar dalam larutan jenuh akan mengurangi  dengan terbentuknya  dan (COOH)2. Dengan demikian, penambahan  cukup tinggi, seluruh endapan bisa melarut. Kasus yang sama bisa terjadi pada endapan barium karbonat bila asam klorida ditambahkan, bahkan setiap karbonat logan lainnya akan mengalami penguraian bila diolah dengan asam.
            Kita tinjau suatu garam MA dari asam lemah HA. Kesetimbangan yang harus diperhatikan adalah  MA  M+ + A-
                                 HA + H2O  H3O + A-
Konsentrasi total (Ct) semua zat yang ada hubungannya dengan asam HA
                            Ct =        ………………………………(1)
                            Ct =       …………………..(2)
Bagian pada bentuk A- adalah
                                  ……………………..(3)
                         = Ct a1                  ……………………………...(4)
Subsitusi persamaan 4 ke dalam Ks, diperoleh
                     Ks =  = a1Ct               …………………. (5)
Tetapan hasilkali kelarutan efektif (Kef) diyatakan dengan persamaan
                                ...........................................(6)
Harga Kef  berubah-ubah dengan pH, karena ketergantungan pH pada a1. Kef  untuk garam MA2 sebesar
                               ………………………….(7)
demikian pula untuk asam H2A, konsentrasi A2- dinyatakan dengan a2 Ct, sehingga
                              ………..(8)
                             …………………………...(9)
            Logam yang membentuk sulfida dengan kelarutan lebih sedikit (Golongan II) diendapkan oleh H2S dalam 0,10 HCl. Kemudian pH dinaikkan untuk mengendapkan logam golongan III. Asam sulfida merupakan asam diprotik dan pernyataan untuk  dapat menggunakan persamaan 8, akan tetapi tetapan kedua asam  demikian kecil                                                         Ka1 = 1.10-7, Ka2 = 1.10-15, kedua suku pada pembilang diabaikan dibanding dengan  kuadrat konsentrasi ion hidrogen, hingga diperoleh ;
                         =               ……..................................(10)
[S2-] =  sehingga     [S2-] =            …….(11)
Contoh 2. Hitung kelarutan molar CaF2 dalam larutan HCl dengan pH = 3,00, diketahui KS  CaF2 =4.10-11 dan Ka HF = 6.10-4.
Penyelesaian : Mula–mula dicari ,  = = 0,38 dan   = 0,14,
maka Kef = .  Misalkan S = kelarutan, maka CaF2,
CaF2    Ca2+  + 2;    = S dan konsentrasi total F dalam larutan, CF = , sehingga dengan menggunakan persamaan 7 diperoleh (S)(2S)2 =2,9 x 10-10 ; S = 4,2 x 10-4.
            Pengendalian pH dapat dilakukan dengan pengaturan keasaman dari pH sangat rendah sampai dengan pH tinggi. pengaturan keasaman sistem pengendapan umumnya dilakukan dengan tiga cara: (1) larutan dibuat dalam suasana asam kuat relatif pekat, (2) larutan di buffer pada pH menengah dengan pereaksi NH3/NH4Cl; dan (3) larutan di buffer pada pH tinggi dengan pereaksi HOAc/NH4OAc; NaOH/Na2O2.   
b. Pengendapan dengan pereaksi sulfida.
            Bila gas hidrogen sulfida dialirkan ke dalam larutan yang mengandung      ion-ion logam, sulfida logam akan mengendap jika hasilkali konsentrasi ion logam dan ion sulfida melampaui nilaihasil kali kelarutan. Oleh karena hidrogen sulfida merupakan asam lemah, dengan dua tingkat disosiasi. Persamaan 11 memperlihatka bahwa  = 1.10-23/, dengan demikian korelasi antara konsentrasi  ion hidrogen dan ion sulfida dapat dituliskan menjadi pS = 23- 2 pH. Penurunan secara matematis, eksponen ion sulfida dapat dihitung hingga pH di atas 8..
Contoh 3. Diketahui suatu larutan yang mengandung CuSO4 0.1M dan MnSO4 0,1M. Apa yang terjadi jika (a) larutan diasamkan hingga tarcapai pH = 0 dan dijenuhkan dengan gas H2S, (b) jika ditambahkan larutan amonium sulfida yang menyesuaikan pH  menjadi 10? Diketahgui KS CuS dan MnS masing–masing 1.10-44 dan 1,4.10-15 .
Penyelesaian,
a) dari gambar 3.1, pada pH = 0, nilai pS adalah 23, yakni   = 10-23M. karena konsentrasi ion–ion logam adalah 10-1M untuk kedua zat, hasilkali konsentrasi ion adalah 10-24 untuk kedua ion. Karena 10-24 > 1,4.10-44, tembaga sulfida akan diendapkan, sedangkan karena 10-24 < 1,4.10-15,  mangan sulfida tak akan mengendap sama sekali. Jadi kita bisa memisahkan  tembaga dan mangan pada pH = 0
b) pada pH = 10, nilai pS adalah 4. Ini sesuai dengan  = 10-4M. hasilkali konsentrasi untuk kedua ion logam adalah 10-5.  Karena 10-5 > 1,4.10-15 >1.10-44, maka CuS dan MnS keduanya akan mengendap pada kondisi demikian.
            Pada pengendapan dengan  pereaksi sulfida. Ion–ion logam seperti Ag+, Pb2+,                                       Hg, Bi3+, Cu2+, Cd2+, Sn2+, As3+ dan Sb3+ membentuk sulfida–sulfida pada segala kondisi, yaitu dapat diendapkan dari larutan besifat asam  kuat (pH = 0). Ion–ion logam lainnya seperti Fe2+, Fe3+, Ni2+, Co2+, Mn2+ dan Zn2+ tak dapat diendapkan dari larutan asam, tetapi akan membentuk sulfida dalam larutan yang netral atau bahkan sedikit asam (yang diberi buffer).
      Pereaksi utama pada pengendapan sulfida adalah H2S, namun yang lebih aman adalah larutan anion sulfida dari hidrolisis senyawa tioasetamida. Keuntungan pemisahan dengan pereaksi sulfiada ialah cukup selektif, spesifik, sensitif, dan variasi kation yang diendapkan cukup luas. Tabel 3 memperlihatkan kondisi keasaman pada berbagai pengendapan ion logam.
No
Unsur
Kondisi Pengendapan*)
Kondisi tak mengendap
1
Hg(II), Cu(II), Ag(I)
1, 2, 3, 4
-
2
As(IV), As(III), Sb(V), Sb(III)
1, 2, 3
4
3
Bi(III), Cd(II), Pb(II), Sn(II)
2, 3, 4
1
4
Sn(V)
2, 3
1, 4
5
Zn(II), Co(II), Ni(II)
3, 4
1, 2
6
Fe(II), Mn(II)
4
1, 2, 3
Tabel 3 pengendapan dengan pereaksi sulfida (skoog, 1982)
*)Kondisi meliputi (1) HCl 3M, (2) HCl 0,3M, (3) dibuffer sampai pH = 6 dengan asetat,   (4) dibuffer sampai pH = 9 dengan NH3/(NH4)2S.
c. Pengendapan dengan Pereaksi Anorganik lainnya.
            Pereaksi larutan fosfat, karbonat, oksalat, klorida, hidroksida dan sulfat seringkali digunakan sebagai pereaksi pengendap. Sebagai contoh pereaksi larutan ion iodida dalam suasana asam dengan penambahan HNO3, dapat digunakan untuk memisahkan ion perak terhadap ion–ion logam yang lain. Demikian juga pereaksa ion sulfat dapat digunakan untuk memisahkan sekelompok kation, yakni timbal, barium, dan stronsium terhadap kelompok kation lainnya.
            Pembentukan endapan dapat dilakukan dengan menambahkan bahan pengendap tidak dalam bentuk jadi, melainkan sebagai suatu senyawa yang dapat menghasilkan pengendapan tersebut. Proses ini disebut Homogeneous precipitation, membutuhkan pemanasan larutan analit untuk mendapatkan pemisahan yang baik. Tabel 4 memperlihatkan sebagai pengendap anorganik  sebagai Homogeneous precipitation.

No
Pengendap
Dari peraksi
Reaksi Pembentukan Pengendap
Yang diendapkan
1.
OH-
Urea
(NH2)2CO + 3H2O ® CO2  + 2NH4OH
Al,Fe,Sn,Th,Bi,Ga
2
Trimetil  Fosfat
(CH3O)3PO + 3H2O Û 3H3OH + H3PO4
Zr, Hf
3
C2O
Etil oksalat
(C2H5O)2C2O4 + 2H2O Û 2C2H5OH + H2C2O4
Mg,Zn,Ca
4
Dimetil Sulfat
(CH3O)2 SO2 + 2H2O Û 2CH3OH + H2SO4
Ba, Ca, Sr, Pb
5
Asam trikhloro osetat
Cl3CCOOH + 2OH- Û CHCl3 + CO + 2H2O
La, Ba, Ra
6
S=
Tioasemida
CH3CNSH2 + H2O Û CH3CNOH2 + H2S
Sb, Mo, Cu, Cd
Tabel 4 Pengendap dari Homogeneous precipitation
            Proses fraksionasi dalam pemisahan dengan pereaksi anorganik, pada kondisi tertentu, selalu terjadi. Misalnya pada suatu larutan ion klorida dititer dengan larutan baku perak nitrat dan ditambahkan sedikit kalium dikromat sebagai indikator. Maka akan terbentuk garam perak  klorida (putih) dan perak kromat (merah). Dalam campuran larutan terdapat dua keseimbangan  dengan Ks AgCl = 1,5.10-10 dan  Ks Ag2CrO4 = 2,4.10-12.
            Rasio [Cl-] dengan [CrO] yang harus dicapai adalah [Cl-] =  dan [CrO] = , maka  = 1/7,
                        sehingga [Cl-] = 1/7 [CrO] ................................................ (12)
            Persamaan (12) menunjukkan bahwa konsentrasi ion dikromat lebih besar dari ion klorida dalam larutan, sehingga penambahan ion Ag+ akan terjadi endapan AgCl lebih dahulu kemudian Ag2CrO4. Batas konsentrasi ion klorida yang berada dalam larutan pada mana perak kromat mulai mengendap dapat dijelaskan dari campuran larutan 0,1M NaCl dan 0,02M K2CrO4 yang dititer dengan AgNO3. Berdasarkan persamaan (12), maka  minimum dapat dicari :
  = 0,28. 10-3 = 2,8. 10-4M.
Hal ini berarti, ion klorida tinggal hanya sedikit dalam larutan, sebab telah mengendap sebagai AgCl sebelum  perak kromat terbentuk.
d.      Pengendapan dengan pereaksi organik
            Terdapat sejumlah zat organik yang dapat di gunakan untuk mengendapkan kation ataupun anion. Ada dua jenis bahan pengendap organik, yaitu (1) yang membentuk khelat netral dan (2) yang membentuk garam. Kebanyakan pengendap organik tergolong pembentuk khelat.
            Khelat mudah larut dalam pelarut organik seperti, karbontetraklorida dan kloroform.  kerapatan kecil, berwarna, kuat, dan endapan mudah dikeringkan pada  suhu rendah. Tetapi pada saat dicuci endapan merayap naik pada kertas saring dan alat gelas, sehingga memungkinkan terjadi kehilangan endapan. Penggunaan pereaksi pengendap organi memiliki keuntungan dan kerugian sebagai berikut:
Keuntungan
1. Pengendapan ion logam secara kuantitatif, sebab kebanyakan khelat yang terbentuk tidak larut dalam air.
2. Berat molekut besar, sehingga sedikit saja kation dapat mengahasilkan bobot endapan besar.
3. Cukup selektif atau apesifik, apalagi dengan pengaturan pH dan pemakaian masking agent
4. Endapan sering kasar, meruah dan bervolume besar, sehingga mudah ditangani.
Kerugian
1. Kelebihan pereaksi bisa menimbulkan kontaminasi pada endapan.
2. Susunan  endapan kurang  menentu,  sehingga  kesulitan  dalam    pengeringan, beberapa khelat menguap pada suhu yang diperlukan menghilangkan air.       
3. Terjadi pengapungan ketika dicuci sehingga merayap naik ke atas sisi bejana.
Elektrogravimetri
            Elektrogravimetri atau elektrodeposisi (pengendapan secara elektrolit) merupakan cara yang sangat berguna untuk menyempurnakan pemisahan. Pemisahan terjadi dalam proses elektrolisa, kation tereduksi dan mengendap.
            Jika dikehendaki arus tetap dalam proses elektrolisa, maka tegangan harus dinaikkan terus-menerus. Cara elektrolisa demikian disebut constant current-Elektrolysis. Cara ini kurang bagus sebab (1) tidak dapat memisahkan kation-kation yang berdekatan letaknya dalam deret volta (2) tidak dapat dipakai untuk kation-kation yang terlalu jauh letaknya di muka H dalam deret volta. Tapi cara ini baik untuk analisa Cu2+.
            Cara yang lebih disukai ialah Constant Cathode-Potential Electrolysis.  Pengaturan potensial antara kedua elektroda sel elektrolisa secara terus-menerus, tetapi sedemikian rupa sehingga potensial katoda itu sendiri tetap nilainya menurut yang kita tentukan. Cara tersebut cocok untuk pemisahan campuran logam. Misalnya larutan berisi Cu(II), Bi(III), Rb(II), Cd(II), Zn(II) dan Sn(II), maka logam yang bersangkutan dapat diendapkan satu persatu secara bergantian.
            Elektrodeposisi yang paling luas penggunaannya adalah polarografi yaitu suatu bentuk elektrolisa yang menggunakan elektroda kerja berbentuk suatu micro electrode berupa merkuri tetes. Katoda merkuri tersebut berfungsi menghilangkan berbagai ion logam sebelum larutan yang tertinggal dianalisis. Pada umumnya, logam-logam yang lebih mudah direduksi daripada logam seng, akan mengendap secara baik pada raksa. Logam-logam aluminium, berilium, logam alkali dan alkali tanah akan tertinggal dalam larutan. Potensial yang diperlukan utuk penurunan konsentrasi ion dengan pada tingkat yang diinginkan dapat dihitung langsung dari data polagrafiknya.
Rangkuman
            Endapan didefinisikan sebagai jumlah konsentrasi yang sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuh suatu endapan. Kelarutan bergantung pada suhu, tekanan, kemurnian larutan dan komposisi pelarut.         Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi zat-zat lain, adanya   ion-sekutu dan ion asing memberikan efek yang berbeda terhadap kelarutan.          
            Jika reaksi umum dinyatakan sebagai AaBb aAm+ + bBn-, maka
Ks = , Rumus umum tersebut menujukkan bahwa, hasilkali kelarutan konsentrasi ion-ion pembentuk endapan jenuh yang sangat sedikit larut, pada setiap suhu tertentu adalah konstan.
            Terdapat perbedaan yang cukup besar diantara kelarutan hidroksida-hidroksida, oksida-oksida dari berbagai macam unsur, sifat ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan pemisahan dengan cara pengendapan. Proses pemisahan melalui  pengaturan pH, dapat dilakukan dengan pengaturan keasaman dari pH sangat rendah sampai dengan pH tinggi. pengaturan keasaman sistem pengendapan umumnya dilakukan dengan tiga cara: (a) larutan dibuat dalam suasana asam kuat relatif pekat, (b) larutan di buffer pada pH menengah dengan pereaksi NH3/NH4Cl; dan (3) larutan di buffer pada pH tinggi dengan pereaksi HOAc/NH4OAc; NaOH/Na2O2. 
            Pengendapan dengan pereaksi sulfida dapat dinyatakan sebuah korelasi antara konsentrasi  ion hidrogen dan ion sulfida dalam bentuk pS = 23- 2 pH. Penurunan secara matematis, eksponen ion sulfida dapat dihitung hingga pH di atas 8. Selain dari pereaksi sulfida, pengendap anorganik lainnya dapat digunakan. Umumnya adalah OH- yang cocok mengendapkan logam  Al,Fe,Sn,Th,Bi,Ga. mengendapkan Zr, Hf. C2O mengendap-kan Mg,Zn,Ca.   mengendapkan Ba, Ca, Sr, Pb dan menendapkan La, Ba, Ra.
            Pengendapan dengan pereaksi organik memiliki dua karakter (1) yang membentuk khelat netral dan (2) yang membentuk garam. Pereaksi jenis ini memiliki keuntungan (1) pengendapan ion logam secara kuantitatif, sebab kebanyakan khelat yang terbentuk tidak larut dalam air, (2) berat molekut besar, sehingga sedikit saja kation dapat mengahasilkan bobot endapan besar (3) cukup selektif atau apesifik, apalagi dengan pengaturan pH dan pemakaian masking agent dan (4) endapan sering kasar, meruah dan bervolume besar, sehingga mudah ditangani.
            Disamping itu juga memiliki kerugian antara lain (1) kelebihan pereaksi bisa menimbulkan kontaminasi pada endapan (2) susunan  endapan kurang  menentu,  sehingga  kesulitan  dalam    pengeringan, beberapa khelat menguap pada suhu yang diperlukan menghilangkan air (3) terjadi pengapungan ketika dicuci sehingga merayap naik ke atas sisi bejana.
Tugas
  1. Give various type of organic reagent which is often used, it can form the chelat with the cation and salt precipitation.
  2. You have to elaborate about (1) conditions for analytical precipitation, (2) impurities in precipitation, (3) washing, filtering and drying the precipitation.
  3. Calculation
1)      Orthophosphate (PO43-) is determined by weighing as ammonium phosphomolybdate, (NH4)3PO4.12MoO3. Calculate the percent P in the sample and the percent P2O5 if 1.1682 g precipitate were obtained from a 0.2711 g sample.
2)      A mixture containing only FeCl3 and AlCl3 weighs 5.95 g. The chlorides are converted to the hydrous oxides and ignited to Fe2O3 and Al2O3. The oxide mixture weighs 2.62 g.Calculate the percent Fe and Al in the original mixture.

Soal-Soal Latihan
1.      Sebutkan dan jelaskan
      a. Dasar utama pemisahan dengan cara pengendapan
      b. Cara-cara pemisahan dengan pengendapan
2.      Jelaskan keuntungan dan kerugian apa saja pada penggunaan pengendap organik.
3.      Campuran ion Ag(I), Hg(II), Al(III) dan Fe(III) ingin dipisahkan satu sama lain, uraikan cara yang harus dilakukan.
4.      Hitung kelarutan CaC2O4 dalam suatu larutan HCl dengan pH 3,0 diketahui  Ks = 2.10-9, Ka1 = 6,5. 10-2, Ka2 = 6,1. 10-5.


5.      100 ml sebuah larutan MS 0,10M terhadap Ca2+ dan Mn2+ dan 0,20M terhadap H3O+ dijenuhkan dengan H2S. (a)  Tunjukkan sulfida logam mana mengendap.  KS CuS adalah 4 x 10-38, dan MS adalah 1 x 10-16 (b) Berapakah seharusnya konsentrasi ion hidrogen agar MnS mulai mengendap.
6.      Hitung pH pada saat hidroksida-hidroksida berikut mulai mengendap, jika larutan 0,1 M terhadap tiap kation; Fe(OH)3 Ks = 1.10-36 dan Mg (OH)2  Ks =1.10-11.
7.      Diberi suatu larutan ZnCl2 0,01 M. Berapakah pH terendah pada mana ZnS dapat diendapkan.
8.      Suatu larutan mengandung ion-ion Mn2+, Fe2+, Pb2+ dan Zn2+ dengan masing-masing konsentrasi 0,01 M dalam suasana asam 0,1 M HCl. Ion-ion manakah yang akan terpisah sebagai endapan bila ke ke dalam larutan tadi dialiri gas H2S hingga konsentrasi S2- mencapai 1,3. 10-19M. Diketahui Ks MnS = 1. 10-15,        Ks FeS = 1. 10-19, Ks PbS = 1. 10-29 dan   Ks ZnS = 4,5. 10-24 .