REALISME ILMIAH
(Sebuah Kajian Filsafat)
Kata ‘real’(nyata) berasal dari bahasa
latin ‘res’ yang artinya pengertian terhadap sesuatu yang kongkrit dan
(sekaligus) abstrak. Sehingga ‘reality’ (realitas/kenyataan) berarti segala hal
tentang sesuatu yang nyata, yang real, dan ‘realisme’ adalah doktrin filosofi
tentang realitas dan aspek-aspeknya.
Realisme ilmiah ialah teori umum dari
pengetahuan ilmiah. Salah satunya mengasumsikan bahwa dunia adalah lumbung
pengetahuan yang masih banyak belum tergali oleh manusia. Dan ilmu pengetahuan
(sains) merupakan cara yang terbaik untuk mengeksplorasi pengetahuan yang masih
misteri tersebut. Sains tidak hanya menghasilkan prediksi, tetapi juga
menghasilkan pengetahuan tentang sifat alami benda-benda; Sains mencakup teori
metafisika dan teknik dalam satu kesatuan.
Realisme ilmiah memperlihatkan konsep dan
eksistensinya untuk sebuah pertentangan antara akal-sehat dengan teori-teori
umum yang ada. Berbagai macam kisah baru (sekarang disebut ’argumen’) dan
nilai-nilai baru kehidupan muncul, menolak pendapat tradisional dan mencoba menggantikannya
dengan pendapat baru tersebut. Itu adalah pertentangan antara pendapat traditional/lama
dengan pendapat mereka yang baru.
Realisme ilmiah telah mempunyai pengaruh
yang sangat besar pada perkembangan sains. Realisme ilmiah tidak hanya
menggambarkan apa yang sudah dihasilkan, tetapi juga menyediakan strategi,
saran dan solusi dalam penelitian untuk masalah khusus. Hingga Copernicus mengklaim bahwa ilmu
astronomi barunya mencerminkan susunan bola yang benar yang timbul secara
dinamis. Idenya itu pun bertentangan dengan teori fisika pada saat itu,
epistemologi dan doktrin agama yang dianut oleh orang-orang di zaman tersebut.
Copernicus telah membuat masalah baru tetapi dia pun juga memberikan solusi
penyelesaian dari masalah yang telah dia buat dan tradisi penelitian baru pun
mulai berkembang. Pada abad ke-19, teori-teori atom yang berkembang pada saat
itu menimbulkan masalah-masalah secara filosofis, fisika, kimia dan metafisika.
Banyak kekurangan dari teori-teori tersebut dimana ilmuwan belum mempu untuk
menjawabnya. Kekurangan-kekurangan itu dijadikan dasar untuk penemuan-penemuan
teori lebih lanjut. Para realis mengembangkannya lebih jauh dan akhirnya bisa
mendemonstrasikan batasan-batasan dari teori-teori tersebut. Kritikan einstein
pada teori kuantum mulai memberikan peningkatan perkembangan teoretis dan
percobaan-percobaan yang akurat dan mengklarifikasi konsep dasar dari teori
pada semua kasus tersebut. Dan realisme ilmiah menghasilkan penemuan-penemuan
dan menyumbang untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Hanya beberapa filsuf telah menguji
interaksi keberhasilan antara realisme ilmiah dan praktek ilmiah. Alasannya
bahwa ilmuwan dan filsuf tertarik pada perbedaan sifat benda-benda dan
pendekatan masalahnya dalam cara yang berbeda. Seorang ilmuwan berurusan dengan
kesulitan-kesulitan konkrit dalam menilai asumsi, teori, pandangan dunia,
aturan prosedur dengan cara yang mana mereka mempengaruhi situasi
permasalahnnya. Pendapatnya mungkin mengubah satu kasus ke kasus berikutnya dia
boleh menemukan bahwa bila sebuah ide seperti realisme ilmiah bermanfaat pada
beberapa peristiwa dia hanya mempersulit persoalan pada yang lainnya.
Seorang filsuf juga mau memecahkan
masalah, tetapi mereka bermasalah pada berbagai macam perbedaan. Mereka tersangkut
ide-ide abstrak seperti ’rasionalitas’, ’determinisme’, ’realitas’ dan
sebagainya. Filsuf menguji ide-ide tersebut dengan tenaga yang besar dan,
adakalanya, dalam semangat yang kritis, tetapi dia juga percaya bahwa keadaan
yang sangat umum dari penyelidikannya akan memberikan kepada dia kebenaran
untuk menjatuhkan hasil yang sudah dicapai pada seluruh subjek tanpa
mempertimbangkan masalah-masalah khusus, metode-metode, dan asumsi-asumsinya.
Secara sederhana dia menganggap bahwa pembicaraan umum dari ide-ide umum
menutupi seluruh penerapan-penerapan khusus.
Bila
asumsi ini mungkin menjadi benar untuk tradisi
abstrak yang mana dikembangkan dari prinsip dan oleh karena itu dapat
diharapkan untuk disetujui dengan mereka, tidak benar untuk tradisi sejarah dimana kasus tertentu,
termasuk penggunaan hukum-hukum dan teori-teori, diperlakukan sesuai dengan keadaan
tertentu yang mana mereka terjadi dan dimana prinsip dimodifikasi, atau
disediakan dengan pengecualian supaya setuju dengan keperluan keadaan tersebut.
Penelitian yang sudah dilakukan sudah membuat kita menyadari praktek ilmiah,
praktek ilmu pengetahuan alam yang tetap, adalah menganyam jaring tradisi
sejarah dengan ketat (dalam matematika ini adalah pertama ditunjukkan oleh ahli
intuisi, Kuhn sudah mempopulerkan hasil tersebut untuk ilmu pengetahuan alam
ketika Wittgenstein telah mengembangkan latar belakang filsafat). Ini berarti
bahwa pernyataan umum tentang sains, termasuk pernyataan logika, tidak bisa
tanpa keributan lebih lanjut diambil untuk setuju dengan praktik ilmiah
(mencoba menerapkannya pada praktek ini dan pada waktu yang sama untuk
memberikan catatan kebenaran berdasarkan sejarah darinya yang sudah memimpin
kemunduran rasionalisme). Kita harus menyelidiki bagaimana ilmuwan sebenarnya
berpikir tentang realitas dan apa ide realisme yang mereka kerjakan. Kita harus
mempelajari bermacam-macam versi realisme ilmiah.
TIPE REALISME
Untuk persoalan pemahaman Copernicus tentang kebenaran teori-teori. Sementara
pengikut aristoteles melihat pada fisika dan dasar filsafat untuk informasi
tentang struktur dunia, Copernicus dan Keppler mengklaim kebenaran pandangan
yang tidak termasuk teori dasar dari waktu. Seperti pada jaman purbakala
ketidakcocokan bukan antara posisi realis dan instrumentalisme mutlak, antara
dua posisi realis yaitu antara dua klaim berbeda dari kebenaran.
Klaim kebenaran dapat timbul hanya dengan
melihat pada teori-teori tertentu. Teori pertama dari realisme ilmiah oleh
karena itu tidak memimpin ke interpretasi realistik untuk semua teori, tetapi
hanya untuk itu semua yang mana telah dipilih sebagai dasar penelitian. Mungkin
dinyatakan sebagai (a) bahwa teori yang dipilih telah menunjukkan kebenaran
atau (b) bahwa mungkin mengasumsikan kebenarannya, sungguhpun teori tersebut
sudah tidak dibuat atau (bb) adalah pada konflik dengan kenyataan dan pandangan
yang dibuat.
Pandangan copernicus merupakan kebenaran
yang tidak sederhana sebab sesuai dengan kenyataan – kesalahan-kesalahan apapun
yang ada pada suatu teori dapat diketahui dengan mencocokkannya dengan
kenyataan yang ada – tetapi karena mereka telah dipengaruhi oleh
prediksi-prediksi novel dan karena mereka tidak gagal ketika menerapkan topik
sederhana tersebut sehingga sukses pun tercapai. Mereka akan tetap pada kebenaran itu hingga ada ketentuan yang
menerobos kebenaran tersebut. Bila mereka bisa menyatakan kebenaran dari
beberapa bagian suatu teori (misalnya garis bujur dan garis lintang suatu
planet) tetapi tidak untuk yang lainnya (peredaran bersama Venus dan Merkurius
pada garis edarnya). Kita telah menemukan kebenaran pandangan copernicus untuk
segala bagian dari hal tersebut.
Versi kedua dari realisme ilmiah
mengasumsikan bahwa teori ilmiah
mengenalkan kita pada entitas baru dengan sifat-sifat dan efek sebab akibat
yang baru. Versi ini sering pertama kali diidentifikasi, tetapi secara sembarangan:
teori-teori yang salah dapat mengenalkan entitas-entitas baru (hampir seluruh
unsur-unsur dari alam semesta secara fisik dikenalkan oleh teori-teori yang
sekarang kita mempercayainya sebagai hal yang salah). Teori-teori mengandung
istilah-istilah teoretis seperti istilah syncategorematik bisa menjadi benar,
tidak setiap teori mengenalkan entitas dan, paling penting, teori dapat
dirumuskan dengan cara yang berbeda, menggunakan entitas teoretis yang berbeda
dan tidak jelas yang mana entitas yang didukung untuk menjadi hal-hal yang
nyata (contoh pertama diketahui adalah penggunaan sebuah excentre atau ofan
epicycle untuk garis edar dari matahari). Interpretasi keppler dari Copernicus
memperlihatkan hubungan antara versi pertama dan veri kedua dalam kasus spesial
ini: teori tersebut benar dalam semua bagiannya pada formulasi yang diberikan
oleh Copernicus, semua entitas teoretisnya dapat diasumsikan mewakili entitas
nyata.
Situasi tidak selalu sesederhana itu,
bagaimanapun entitas teoretis mungkin mewakili entitas nyata – tetapi tidak
untuk teori yang pertama kali diusulkan. Sebuah contoh vektor potensial dalam
elektrodinamika. Menggunakan teorema Stoke bersama dengan divisi B = 0 (tanpa
eksistensi muatan magnetik) Kita dapat menghadirkan setiap vektor medan
magnetik sebagai medan vektor garis lingkaran, sebagaimana medan elektrostatik
yang lain dapan dihadirkan sebagai gradien skalar. Banyak ahli fisika telah
menafsirkan potensial sebagai pelengkap penting, yaitu sebagai entitas teoretis
hanya secara langsung berhubungan dengan entitas nyata seperti muatan, arus,
medan. Faraday, yang memperkenalkan ’elektrotonik
state’ yang baru-baru ini direpresentasikan sebagai potensial vektor.
Diasumsikan untuk menjadi keadaan nyata dari materi dan mencari efeknya. Perubahan
keadaan mempunyai efek bisa diidentifikasi dengan jelas (arus induksi) – tetapi
Faraday juga mencari efek dari keadaan ’while
it continued’, dan dia menganggap efeknya sebagai kondisi yang perlu dari
eksistensinya. Standar belakang pencarian (dimana saya akan memanggilnya
kriteria Faraday) ialah bahwa entitas teoretis merepresentasikan entitas nyata
hanya jika bisa ditunjukkan pengaruh terhadap dirinya sendiri dan tidak melulu
ketika berubah, atau bertindak dalam kontes dengan entitas lain. Standar yang
sangat rumit menyulitkan penerapan versi kedua dari realisme ilmiah.
Dia juga membuat kita memahami mengapa
begitu banyak ilmuwan menolak teori atom sebagai sebuah catatan dari aturan
zat/bahan meskipun kemampuannya untuk menjelaskan kenyataan yang sudah familiar
dan memprediksikan yang tidak familiar (kebebasan, lebar range nilai yang
lebih, dari kerapatan dan kekentalan gas): ramalan melibatkan fenomena massa
dan tidak mempercayai keanehan-keanehan proses molekul (atom) individual. ”hal
tersebut hanya masuk pada gerak Brown – yang mana kemudian menjadi fenomena
krusial untuk teori kinetik. Lagipula, kita menyadari bahwa mungkin pantas
mempertahankan entitas teoretis yang tidak memuaskan kriteria Faraday: teori
baru mungkin memperkenalkan koneksi baru dan bermaksud menemukan efek yang
diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar